Jl. Salotungo, Lalabata Rilau, Kec. Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan

Logo Cakkelle

Lambang Daerah Kabupaten Soppeng terdiri dari 3 (tiga) bagian yang menggambarkan unsur-unsur sejarah,kebudayaan dan ekonomi yang keseluruhannya merupakan bagian mutlak yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu:
1. Burung Kakatua, memegang padi,jagung daun tembbakau dan daun kapas.
2. Lukisan “Karawi”” dengan ukiran tengah kembang bertajuk bunga 5 (lima) serta ukiran pinggir kata-kata berbahasa daerahberbunyi
“Äde, Rapang, Bicara, Wari dan Sara“
3. semboyan dalam huruf lontara berbunyi “Dongiri temmatipa Salipuri temmadinging, Wesse temmakapa”
Dalam mitologie pembentukan pemerintahan teratur, pertama burung kakatua digambarkan sebagai duta pembawa berita sehingga diketemukan Raja pertama dari Soppeng yang membawa daerah ini kepada keamanan, keadilan dan kemakmuran. Kabupaten Soppeng dari dahulu adalah daerah agraris menyebabkan rakyatnya makmur dan dapat mengekspor bahan pangan seperti beras, jagung, kedele, kacang tanah, wijen. Begitupun tanaman-tanaman tahunan seperti tembakau, bawang dan lain-lain. “Karawi ” adalah hiasan kanak-kanak yang digantung didadanya, biasanya diberikan ukiran-ukiran merupakan azimat. Lukisan tengah dari karawi ini, merupakan gambar bunga yang bertajuk lima, melambangkan azimat Kabupaten Soppeng. Lukisan pinggir karawi merupakan kata bahasa daerah yang diambil dari kalimat berbunyi : ” Eppamua Parajai Tanah, Iyami Naripagenne Lima Rirapimami AsellengengE Naritambaina Koritu Sara “, Iyanaritu : Pammulanna Ade, Maduanna Rapang, Matellunna Bicara, Maeppana Wari, Malimanna Sara. Makna kata-kata adat itu adalah : Ade, maknanya keselarasan guna kebaikan umum Rapang, maknanya hukum/pedoman bicara, maknanya mufakat kepada yang bernilai tinggi atau peradilan wari, maknanya pembidangan dan pembatasan untuk ketegasan batas-batas dan kedudukan tiap sesuatu sara, maknanya hukum agama Sesungguhnya kelima azas ini menjadi petunjuk dalam setiap bidang kehidupan. Semboyan ini berasal dari kalimat amanat masyarakat kepada pucuk pimpinan pemerintahan dikala pelantikannya. Dahulu diucapkan oleh Matoa Bila atas nama rakyat kepada Datu yang menerima pemerintahan kekayaan Soppeng antara lain berbunyi : ” Dongirikeng temmatipa, salipurikkeng temmadinging, wessekkeng temmakapa”. Arti semboyan ini : Dongiri Temmatipa, yaitu membimbing dan mara pejabat pemerintah setiap waktu memberikan perhatian kepada karya rakyat dan dimana perlu memberi bimbingan kepada kesempurnaannya supaya kerja itu membawa hasil yang menguntungkan. Salipuri Temmadinging, yaitu memelihara kesehatan badaniah dan bathiniah. Dimaksud agar pejabat pemerintah mengusahakan pengadaan sandang, perumahan dan pendidikan, supaya rakyat dengan segala kegiatannya dapat dilaksanakan dengan baik. Hendaknya dipergunakan semboyan ” Beribadatlah agar dalam tubuh yang sehat bersemayam jiwa yang sehat”. Wesse Temmakapa, yaitu mengusahakan kerukunan dan kedamaian antara semua golongan dan anggota-anggota masyaraka supaya masyarakat itu merupakan kesatuan tenaga yang besar guna menghadapi setiap kerja pembangunan. Hubungan semboyan dongiri temmatipa dan wessetemmakapa mengisyaratkan bahwa pengadaan bahan pangan rakyat mendapat perhatian sepenuhnya guna kemajuaannya dimana daerah ini terkenal dengan julukan lumbung padi. Warna Lambang : Latar belakang warna biru muda Bulu kakatua warna putih, paru dan kaki warna abu-abu Padi warna kuning emas Buah Kapas :
a. Bijinya warna putih.
b. Kelopaknya warna kuning muda.
Karawi warna kuning emas dan huruf bugisnya warna hitam Pita dibawah lambang warna merah dan huruf bugisnya warna putih. Kata-kata bahasa daerah dalam lukisan karawi, begitupun semboyan diatas pita diukir dengan bahasa daerah dan huruf lontara (daerah) yang menggambarkan kebudayaan daerah yang sudah tua umurnya..

(c) 2024 Dinas Komunikasi dan Informatika - Kabupaten Soppeng.