Pemkab Soppeng Menerima Kunjungan Kerja Mentan RI dalam Rangka Peresmian Screen House dan Launching Sutasoma di Desa Pising

Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Republik Indonesia (Bapak Dr.H.Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH) di Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka Peresmian Screen House Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Launching Inovasi Sutasoma (sistem perlindungan petani Soppeng maju dan sejahtera) bertempat di KWT GalimpuaE Desa Pising Kecamatan Donri-donri, Kabupaten Soppeng. Rabu, 29 Desember 2021.

Turut dalam rombongan Menteri Pertanian Republik Indonesia Sekretaris Jenderal Kementan RI, Direktur Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian Kementan RI, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Kepala Badan Penelitian dan Pembangunan Pertanian Kementan RI, Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan RI

Menteri Pertanian (Mentan) RI tiba di Kab.Soppeng sekitar pukul 12.55 dengan menggunakan Pesawat Hellycoupter yang mendarat di lapangan Sepak Bola Donri-Donri dan dijemput langsung oleh Bupati Soppeng, H.A.Kaswadi Razak bersama Forkompinda Kab.Soppeng dan selanjutnya menuju ke kediaman Wakil Bupati Soppeng H.Lutfi Halide di Desa Pising.

Seusai Istirahat dan santap siang bersama, Mentan RI bersama Bupati Soppeng dan rombongan menuju ke lokasi KWT GalimpuaE Desa Pising Kecamatan Donri-donri dan langsung disambut dengan pengalungan kain sutera dan tari Padduppa.

Pada kesempatan tersebut, Mentan RI langsung melakukan peninjauan di Screen House NFT (Nutrient Film Technique) Sayur dan Screen House Drip Irrigation (irigasi tetas) Buah KWT GalimpuaE dilanjutkan penandatanganan 6 prasasti Screen House oleh Mentan RI didampingi Bupati dan Wakil Bupati Soppeng serta melaunching pengiriman Produksi sayur-sayuran Screen House ke Makassar yang ditandai dengan pemecahan kendi oleh Mentan RI.

Bupati Soppeng H.A.Kaswadi Razak,SE dalam sambutannya menyampaikan perkenankan kami atas nama pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Kabupaten Soppeng mengucapkan selamat datang kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr.H.Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH beserta rombongan yang telah berkenan melakukan kunjungan kerja di kabupaten Soppeng atau bumi latemalala.

Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan stabilitas nasional yang erat kaitannya dengan kecukupan dan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat. Saat ini secara nasional kekuatan sektor pertanian telah teruji, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat tumbuh positif di masa pandemi covid 19. Khususnya di kabupaten Soppeng laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif sebesar 2,19% yang tertinggi di Sulawesi Selatan di mana sumbangsi sektor pertanian sebesar 2,50% pada tahun 2020. Untuk itu pemerintah daerah terus berupaya semaksimal mungkin untuk menjamin ketersediaan pangan dengan jalan mengoptimalkan potensi dan meningkatkan produksi hasil hasil pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dengan mendorong peningkatan produktivitas pertani.

Sekilas kami sampaikan bahwa potensi sumber daya lahan pertanian di kabupaten Soppeng cukup strategis yaitu mencapai 47.331.33 Ha, di mana luas lahan sawah 29.201.72 hektar, sedangkan luas lahan kering yang dapat digunakan untuk pertanian tanaman pangan seluas 18.129.61 hektar. Berdasarkan data statistik pertanian rata-rata produksi padi di kabupaten Soppeng tahun 2016 – 2020 adalah 294.700 ton GKG, hasil ini tentunya mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 226.433 ton GKG.

Pembangunan sektor pertanian selaras dengan visi dan misi pemerintah daerah kabupaten Soppeng tahun 2021-2024 Soppeng yang lebih melayani,maju dan sejahtera melalui peningkatan ketersediaan pangan di era new normal yakni pengembangan pertanian modern pada revolusi industri 4.0 dengan meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam (cabai, bawang dan komoditas sayuran lainnya yang bernilai ekonomi tinggi). Upaya pemerintah daerah tersebut sejalan dengan program Kementerian Pertanian Republik Indonesia yaitu pengembangan dan pemanfaatan screen house berbasis teknologi tinggi sebanyak 6 unit di kabupaten Soppeng, Adapun penerima manfaat ke 6 unit screen House yakni Kelompok Wanita Tani (KWT) Sutra kelurahan Lapajung kecamatan Lalabata, KWT GalimpuaE Desa Pising Kecamatan Donri-Donri, KWT Ceria kelurahan Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata, KWT Sutra Alam Seppang Riwawo Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata, KWT Coppo Meru Desa Donri-Donri Kecamatan Donri-Donri dan KWT Lappa Mamminasae Desa Pesse Kecamatan Donri-Donri. Diharapkan dengan pengembangan dan pemanfaatan screen house oleh kelompok wanita tani dapat menjaga stabilitas pasokan pangan, serta mendorong kelancaran distribusi pangan dan mendukung penguatan ekspor pertanian.

Disamping itu usaha di sektor pertanian dihadapkan pada resiko ketidakpastian yang cukup tinggi, antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit serta kecelakaan kerja bagi petani. Untuk menghindari dari keadaan tersebut pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia saat ini memberikan solusi terbaik berupa program asuransi usaha tani padi ( AUTP) yang diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari klaim asuransi.

Begitu halnya dengan kecelakaan kerja bagi petani yang sangat sering terjadi pada saat melakukan kegiatan usaha tani memerlukan perhatian serius bagi pemerintah. Atas dasar tersebut, dalam upaya lebih melayani masyarakat petani di kabupaten Soppeng, maka hadir sebuah terobosan inovasi melalui kolaborasi sistem antara Dinas Tanaman Panganan Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Soppeng dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang lebih dikenal dengan Sutasoma (sistem perlindungan petani Soppeng maju dan sejahtera). Inovasi ini dibangun secara terpadu ,terintegrasi dan sistematis antara Penyuluh Pertanian sebagai agen Sutasoma dengan petani. Sistem ini merupakan sebuah pilot project pertama yang dilakukan di provinsi Sulawesi Selatan bahkan di Indonesia, hal ini menunjukkan bukti keseriusan pemerintah daerah untuk melindungi petani kita sebagai pahlawan pangan, melalui kesempatan ini mari kita membangun komitmen bersama yang dimulai dari sebuah wilayah kecil di provinsi Sulawesi Selatan yaitu bumi latemalala untuk mengembangkan sistem Sutasoma ini di seluruh wilayah Indonesia.

Terima kasih saya ucapkan dan penghargaan yang tinggi kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia beserta segenap jajarannya dan seluruh pihak atas kerjasama dan dukungannya dalam peningkatan pembangunan infrastruktur sektor pertanian di kabupaten Soppeng.

Acara dilanjutkan dengan penayangan video Selayang Pandang BPJS Ketenagakerjaan

Zainuddin selaku Direksi BPJS Ketenagakerjaan dalam sambutannya menyampaikan Hari ini kita hadir di Kab.Soppeng dan dibuat bangga, sekaligus saya secara pribadi yang merupakan anak petani, hati saya merasa bergetar dan mengingat bapak saya, ternyata petani kita luar biasa dan tangguh karena dapat bertahan di tengah gejolak ekonomi pada saat ini. Kami dari BPJS Ketenagakerjaan itu diberi mandat oleh Presiden melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021, agar bagaimana perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan itu harus lebih luas dan lebih banyak yang terlindungi. Karena teman-teman yang di perusahaan dan sebagainya itu sudah terlindungi, tapi siapa yang belum terlindungi teman-teman dari petani nelayan, pedagang pasar dan seterusnya. Sehingga Pak Presiden mengeluarkan instruksi salah satunya kepada Kementerian Pertanian dan kami untuk bagaimana memperluas perlindungan kepada petani. Dengan demikian kami berkolaborasi juga dengan Kementerian UKM, tinggal tahun depan bagaimana kita implementasika dilapangan.

Ini merupakan model yang bagus dan kami menemukan cara baru bagaimana mewujudkan perlindungan petani yang mandiri dimana selama ini perlindungan petani itu mengandalkan APBN/APBD tapi melalui inovasi Sutasoma ini petani dapat mandiri dan membayar preminya sendiri dengan biaya yang sangat murah yaitu Rp.16.800.

Alhamdulillah Sutasoma ini disambut dengan baik serta kolaborasi pertanian termasuk dari para penyuluh sekarang sudah terlindungi dan dari 3000 orang Petani, ternyata ada 2 orang teman petani kita meninggal dan 2 orang itu tentu berhak mendapat santunan masing-masing ahli waris yaitu 42 juta dengan iuran 16.800 tadi. Hal ini dapat dilakukan karena kami melaksanakan tugas negara, tidak ada untung rugi di BPJS Ketenagakerjaan karena kami bukan BUMN tapi harus nirlaba. Semua surplusnya harus dikembalikan kepada petani. Jadi kami berharap melalui inovasi Sutasoma ini, akan menjadi model untuk bagaimana kita menjadi contoh perlindungan petani di daerah lain.

Pada kesempatan ini juga Direksi BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan penghargaan Kepada Bupati Soppeng atas perlindungan jaminan sosial Ketenagakerjaan bagi petani di kabupaten Soppeng melalui inovasi Sutasoma (sistem perlindungan petani Soppeng maju dan sejahtera). Dilanjutkan penyerahan santunan, kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan secara simbolis, sekaligus melaunching Inovasi Sutasoma ditandai dengan pemukulan lesung oleh Menteri Pertanian RI didampingi Bupati Soppeng, Wakil Bupati Soppeng dan Direksi BPJS Ketenagakerjaan.

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dalam arahannya mengatakan Pertanian itu adalah sesuatu yang hebat, luar biasa dan dibutuhkan oleh semua mahluk hidup dan semua orang. Oleh karena itu menjadi petani itu keren dan akan semakin hebat karena kedepan kita akan membutuhkan makanan sehat dan kegiatan pada hari ini adalah sesuatu yang luar biasa dan Kab.Soppeng kurang apa, modal yang paling utama didunia ini adalah matahari, hujan, angin dan air dimiliki oleh Kab.Soppeng dan seluruh dunia, tanahnya tanah subur jadi memang tugas pemerintah ini tidak boleh tidur kalau hanya seperti ini yang ada.

Dua tahun ini kita diserang dengan dengan sesuatu yang tidak pernah ada di dunia yaitu covid-19. Kita diserang bahkan semua sektor merangkak tunduk terkapar mencapai titik nadir hampir tidak ada yang positif, minus tapi yang naik cuma sektor pertanian 16,24%. Hal inilah yang membuat penyelesaian covid di dunia terbaik diaman sesudah Cina adalah Indonesia dan yang berperan didalamnya adalah Pertanian.

Screen House ini hadir memperlihatkan cara baru bertani yang tidak perlu menunggu hujan dan matahari, saya ingin pertanian di Soppeng harus menjadi model dan contoh yang ada di Sulawesi Selatan dan di Indonesia karena memang orang-orang pintar kebanyakan berasal dari Soppeng. Ini adalah jawaban untuk kedepannya, karena kita tidak boleh menunggu dari alam karena saat ini cuaca tidak menentu. Oleh karena itu, pertanian dengan artificial artinya pertanian dengan system robot melalui digital system menjadi bagian-bagian yang harus diajarkan dari soppeng ke tempat lain disamping pertanian di lapangan PPL harus tetap jalan tidak boleh ada lahan yang menganggur sampai di atas 20 hari, jangan cuma dua kali tanam harus minimal 3 kali tanam kalau perlu 4 kali. Dan itu yang akan kita capai ditempat ini,

Saya senang Bupati Soppeng tidak minta apa-apa sama saya, karena dari dulu Kab.Soppeng memang hebat karena mampu survive dan lebih baik. Jika ada yang namanya asuransi dan kartu tani yang harus dibayar, saya kira ini sah-sah saja untuk kita lakukan dan saya sangat sangat mengapresiasi Bupati Soppeng sudah melangkah seperti itu.

Saya ingin dalam satu desa memiliki petani milenial minimal 20 orang yang terdiri dari 15 laki-laki dan 5 perempuan yang akan dilatih dan diberikan sertifikat karena pertanian pertanian akan dibutuhkan dimasa yang akan datang. Dan hari ini kita melihat program modern yang diuji coba untuk buah dan sayur yang diharapkan dapat menjawab ketergantungan kita terhadap alam dan cuaca ekstrim akibat pemanasan global sehingga dengan program ini kita dapat mengatur suhu udara dan tetap melakukan produksi dicuaca apapun.

Dan saya berharap dari uji coba ini kita akan melahirkan buah-buah tidak hanya satu komoditi tetapi berbagai komoditi lainnya yang berkualitas dan tentu mengurangi kontaminasi dari pupuk kimia, serta hal ini dapat dilakukan di perkotaan maupun ditempat yang terbatas sekaligus dapat membuka lapangan kerja dan memutar roda perekonomian masyarakat.

Turut hadir pada kegiatan ini Wakil Bupati Soppeng, Ketua DPRD Kab.Soppeng, para Anggota Forkopimda, Ketua Pengadilan Negeri Watansoppeng, Ketua Pengadilan Agama Watansoppeng, para Staf Ahli, para Asisten Setda Kab. Soppeng, Kepala kementerian Agama Kab. Soppeng, kepala ATR BPN Kab. Soppeng, Kansilog Bulog Kab. Soppeng, Pimpinan BUMN se Kab. Soppeng, Para Camat, Kades/Lurah se Kab. Soppeng, para Ketua dan anggota kelompok tani se Kab.Soppeng, para penyuluh pertanian se Kab.Soppeng.


Tags: